Raja tinonggo adalah kumpulan
para tetua-tetua maupun tokoh-tokoh batak yang di undang dalam suatu hajatan
atau adat batak dalam satu lingkungan tertentu untuk mendoakan maupun mengatur
jalannya sebuah acara adat serta hukum-hukum adatnya. Biasanya para Raja
tinonggo itu masih satu marga atau masih satu nenek moyang walau beda marga.
Raja tinonggo sangat berperan
dalam pelaksanaan adat dan dalam kehidupan bermasyarakat orang batak. Terutama
pada saat hajatan orang meninggal dunia, raja tinonggo sangat dihormati. Bahkan
mereka terkadang harus dilayani lebih dari pelayanan kepada hula-hula.
Kenapa???
Karena Raja tingonggo berperan
kuat dan bertanggung jawab penuh akan kelangsungan acara adat tersebut sampai
selesai. Apabila ada perbedaan hukum dan tata cara adat antara pihak yang
datang (hula-hula) dengan hasuhuton, maka Raja tinonggolah yang harus
mempersatukannya.
Contohnya : Adat Sipaettua
mempunyai perbedaan dengan beberapa adat di sekitar bonapasogit terutama pada
penerimaan ulos holong kepada keturunan orang yang telah meninggal dunia. Di
daerah Sipaettua hasuhuton tidak diperbolehkan
menerima ulos pada saat acara adat kematian sesuai hukum adat yang telah
diturunkan dari turun temurun nenek moyang Sipaettua sedangkan daerah lain itu
sah dan harus menjadi kewajiban. Apabila ada hula-hula yang memaksakan harus
memberikan ulos pada saat itu, makan Raja tinonggo akan memberikan keterangan
dan meminta kepada pihak hula-hula untuk mengurungkan niatnya karena telah
bertentangan dengan hukum adat Sipaettua.
Dan sebagai tanggungjawab Raja
tinonggo, mereka akan menjadi pihak terakhir yang memberikan ucapan dan doa
kepada hasuhuton bersama wakil pemerintah atau disebut juga dengan Paampuhon. Baru
setelah itu acara dilanjutkan dengan kebaktian dan penguburan.
Raja Tinonggo juga memiliki hak
keistimewaan yaitu tidak diharuskan untuk membawa “tumpak” maupun “sipir ni tondi”
saat acara hajatan (free). Dan pelayanan bagi para Raja Tinonggo bisa dikatakan
memiliki nilai plus dari tamu lainnya, seperti lauk makan maupun jambar berupa
daging dengan porsi lebih besar dan lebih banyak. Dan penghormatan lebih dari
hasuhuton buat para Raja Tinonggo dengan menyalami setiap Raja tinonggo satu
persatu sebelum acara Mangarapot di mulai.
Sebenarnya Raja Tinonggo bukan
hanya berperan penting pada saat acara adat saja. Di sebagian daerah Raja
Tinonggo juga pernah dikatakan bertanggung jawab untuk mendamaikan permasalahan
yang bersangkutan dengan batas-batas tanah warisan leluhur. Memusyawarahkan
peraturan-peraturan hukum daerah. Meminta doa agar turun hujan disaat musim
kemarau, dan lain sebagainya.
Apakah ada persyaratan jadi Raja
Tinonggo ?
Pasti ada. Yang paling umum dan
harus, yaitu:
- Raja Tinonggo harus tahu dan paham akan hukum dan peraturan-peraturan adat di daerahnya.
- Sudah resmi menikah secara adat.
- Sebagian daerah mengharuskan Raja tinonggo itu sudah marpahompu.
- Sebagian daerah Raja Tinonggo tidak boleh duda.
- Harus memiliki keyakinan dan iman yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa agar doanya dikabulkan.
- Bersedia memberikan waktu dan kemampuannya sampai acara adat selesai.
- Memiliki wawasan luas tentang sejarah daerahnya.
- Sabar dan tauakal (parbahul-bahul nabolon), dll
Raja Tinonggo berbeda dengan Raja
Bius walaupun memiliki banyak persamaan.
Perbedaannya hanya Raja Bius itu
adalah tokoh-tokoh adat yang berbeda marga, berbeda nenek moyang tapi sama
dalam satu ruang lingkup atau lokasi. Mungkin di daerah itu nenek moyang mereka
sama-sama membuka lahan perkampungan tapi tidak memiliki hubungan kekerabatan.
Tapi tugas dan tanggung jawab
maupun haknya sama dengan fungsi, tugas, dan tanggungjawab Raja Tinonggo.
Inilah sekilas info tentang Raja
Tinonggo.
Mohon diklarifikasi jika ada
kekurangan penulisan dan isi.
Terimakasih.
Videos on YouTube! The Story of the Prophet - VideoDLC
BalasHapusYoutube is one of the most widely viewed sites in the world and the official leader in youtube mp4 video-streaming. videos on YouTube, like